Baru-baru ini, dunia teknologi ponsel dihebohkan oleh pernyataan dari blogger dan pembocor terpercaya, Digital Chat Station (DCS). Dalam diskusinya, DCS menyebut bahwa produsen smartphone tidak akan lagi menggunakan layar LCD berperforma tinggi di masa depan. Sebagai gantinya, layar OLED akan mengambil alih di segmen menengah hingga flagship. Apa sebenarnya yang melatarbelakangi perubahan ini, dan bagaimana dampaknya bagi konsumen? Mari kita simak lebih dalam.
Layar LCD, yang sebelumnya dianggap sebagai pilihan utama di banyak smartphone, kini mulai kehilangan daya saingnya. Digital Chat Station (DCS) menyebutkan bahwa layar LCD kini “sudah mati” dalam konteks ponsel berperforma tinggi. Alasan utamanya terletak pada keterbatasan teknologi LCD yang mulai tertinggal dibandingkan layar OLED.
Layar LCD, meskipun memiliki keunggulan dari segi biaya produksi yang lebih terjangkau, menghadapi tantangan serius dalam hal kualitas visual, efisiensi daya, dan ketebalan layar. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi layar OLED telah memungkinkan ponsel dengan layar OLED untuk menawarkan kualitas gambar yang lebih tajam, warna yang lebih hidup, dan tingkat efisiensi daya yang lebih baik.
DCS juga menambahkan bahwa layar LCD hanya akan tetap digunakan pada ponsel entry-level atau kelas bawah, yang biasanya ditujukan untuk segmen konsumen dengan anggaran terbatas. Ini berarti, ke depannya, ponsel kelas menengah hingga flagship tidak akan lagi menggunakan layar LCD, melainkan beralih ke teknologi OLED.
Layar OLED menawarkan sejumlah keunggulan yang sulit disaingi oleh teknologi LCD. Salah satu keunggulan utama OLED adalah kualitas visual yang superior. Layar OLED mampu menghasilkan warna yang lebih jernih, kontras yang lebih tinggi, dan sudut pandang yang lebih luas. Fitur ini sangat penting untuk pengalaman menonton video, bermain game, atau hanya menggunakan ponsel sehari-hari.
Selain itu, layar OLED juga memiliki keunggulan dari segi efisiensi daya. Karena teknologi OLED memanfaatkan piksel yang dapat menyala atau mati secara individual, ponsel dengan layar OLED cenderung lebih hemat daya dibandingkan dengan ponsel berlayar LCD. Ini menjadi faktor kunci, terutama di segmen ponsel flagship, di mana konsumen semakin mengutamakan masa pakai baterai yang lebih panjang.
Selain efisiensi daya dan kualitas visual, layar OLED juga memungkinkan desain ponsel yang lebih tipis dan ramping. Ini karena layar OLED tidak memerlukan panel backlight seperti layar LCD, yang membuat perangkat secara keseluruhan lebih ringan dan ergonomis.
Dalam pembicaraannya, DCS juga mengungkapkan bahwa beberapa produsen smartphone besar seperti Xiaomi, Oppo, OnePlus, dan Realme telah merencanakan perubahan signifikan dalam desain layar mereka.
Untuk smartphone kelas menengah, mulai dari Q1 2025, ponsel dengan layar OLED akan menggunakan layar lengkung empat sisi dengan resolusi 1,5K. Desain layar lengkung ini tidak hanya menghadirkan tampilan yang lebih ramping, tetapi juga meningkatkan estetika perangkat serta kenyamanan saat digunakan.
Sementara itu, untuk ponsel flagship, produsen diperkirakan akan menggunakan layar lurus 2,5D dengan resolusi yang lebih tinggi, yakni 1,5K hingga 2K. Layar ini menawarkan tampilan yang lebar dan jernih, serta pengalaman visual yang lebih imersif, cocok untuk pengguna yang menginginkan performa ponsel kelas atas.
Bagi konsumen, transisi dari layar LCD ke OLED akan membawa beberapa perubahan. Ponsel dengan layar OLED cenderung memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan ponsel entry-level yang masih menggunakan layar LCD. Namun, dengan teknologi OLED yang semakin terjangkau, kita dapat mengharapkan penurunan harga ponsel kelas menengah yang menggunakan layar OLED di masa depan.
Selain itu, konsumen yang mencari kualitas layar terbaik untuk pengalaman menonton video, bermain game, atau fotografi, akan mendapat manfaat besar dari penggunaan layar OLED. Desain ponsel yang lebih tipis dan ramping juga akan meningkatkan daya tarik dari segi estetika dan kenyamanan saat digunakan sehari-hari.
Namun, bagi konsumen dengan anggaran terbatas, ponsel entry-level dengan layar LCD masih akan tersedia untuk memenuhi kebutuhan mereka yang lebih fokus pada harga terjangkau.
Transisi dari layar LCD ke layar OLED dalam dunia smartphone merupakan langkah penting yang didorong oleh perkembangan teknologi yang pesat. DCS mengungkapkan bahwa layar LCD berperforma tinggi kini “sudah mati” dan hanya akan bertahan di segmen entry-level. Sebaliknya, layar OLED yang menawarkan kualitas visual superior, efisiensi daya, dan desain yang lebih ramping, akan mendominasi ponsel kelas menengah hingga flagship di masa depan.
Bagi konsumen, perubahan ini membawa pilihan yang lebih baik dengan perangkat yang lebih canggih, namun dengan beberapa trade-off pada segi harga. Namun, dengan berkurangnya biaya produksi OLED, kita dapat berharap bahwa ponsel dengan teknologi ini akan semakin terjangkau seiring waktu.