Industri penyiaran saat ini berada dalam tekanan yang semakin meningkat akibat pesatnya perkembangan platform over the top (OTT) seperti Netflix, Disney Hotstar, dan lainnya. Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menyoroti bahwa persaingan antara industri televisi dan platform OTT terus berkembang.
Meskipun demikian, Heru menyatakan optimisme bahwa industri televisi masih memiliki peluang untuk bersaing dalam era digital ini. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kualitas gambar dan suara televisi yang sudah jauh lebih baik, terutama dengan masuknya teknologi definisi tinggi (HD).
“Dengan televisi sekarang yang sudah masuk ke era digital, kualitas gambar dan suaranya sudah sangat baik. Ini adalah keunggulan yang harus dimanfaatkan dalam bersaing dengan layanan-layanan yang disajikan melalui internet,” ujar Heru kepada Bisnis pada Senin (18/3/2024).
Menurut Heru, momen Ramadan dapat menjadi peluang bagi perusahaan televisi untuk menghadirkan tayangan eksklusif yang tidak dapat diakses melalui platform video on demand. Strategi semacam ini diharapkan dapat meningkatkan popularitas tayangan televisi tradisional.
Namun, Heru juga mengakui bahwa hingga saat ini belum ada program televisi yang benar-benar mencuri perhatian pada Ramadan 2024. Banyak perusahaan televisi cenderung mengandalkan program-program lama tanpa adanya inovasi yang signifikan.
“Program-program seperti ‘Para Pencari Tuhan’ misalnya, sudah hampir ke episode yang keberapa. Perlu adanya penyegaran agar acara-acara televisi lebih menarik bagi penonton dan meningkatkan jumlah pemirsa,” ungkap Heru.
Oleh karena itu, Heru berharap agar setelah Ramadan, akan ada program-program baru yang dapat membuat tayangan televisi menjadi lebih menarik dan beragam.
Lebih lanjut, Heru menyarankan agar perusahaan televisi tidak hanya terpaku pada konten yang berorientasi politik. Menurutnya, televisi seharusnya menjadi platform untuk membahas berbagai isu yang relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti tips kesehatan, infrastruktur di Indonesia, dan peningkatan kualitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Ini adalah isu-isu yang selama ini kurang mendapat perhatian, dan seharusnya lebih ditekankan agar tayangan televisi tidak hanya diwarnai oleh politik belaka,” tambah Heru.
Dengan demikian, industri penyiaran diharapkan dapat lebih inovatif dan berani dalam menyajikan konten-konten baru yang dapat memikat dan memenuhi kebutuhan serta minat beragam masyarakat. Hal ini menjadi kunci untuk bertahan dan bersaing di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen.